Berjalan lebih dari setahun, drama kasus Bibit-Chandra akhirnya Senin (25/10) menuju titik akhir. Kejaksaan memilih opsi pengesampingan (deponering) perkara ini. Dengan diambilnya keputusan deponeering ini, dua pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, kini secara legal nasibnya terkatung-katung.

Seluruh keperkasaan dan kewibawaan hukum Republik Indonesia mulai hari ini harus memaklumatkan kepada dunia bahwa hukum telah mati. Mati karena dipaksa bersujud dan menyembah kepada superman mahaperkasa bernama Gayus Tambunan.

Kediri - Rekrutmen Direkrut Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kediri menuai protes. Belasan massa yang tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Kota Kediri (FMPKK) menggelar aksi unjuk rasa di Balai Kota Kediri. Massa menutut Walikota Kediri Samsul Ashar mencabut salah klausul persyaratan rekrutmen Direktur PDAM yang berbunyi, pelamar harus mengantongi sertifikat pengelolaan air.

Dengan adanya klausul tersebut, persyaratan penerimaan direkrut hanya untuk internal PDAM.

Koordinator aksi Fajar Basuko dalam orasinya mengecam pembuatan klausul yang hanya berpihak pada pegawai PDAM, dan mengkebiri masyarakat umum yang hendak mendaftar sebagai calon.

"Klausul tersebut harus dicabut, karena tidak memihak masyarakat umum," teriak Fajar Basuko,Senin (7/2/2011)

Selain menggelar orasi secara terbuka, massa juga membawa sejumlah poster kecaman. Diantaranya, PDAM Lumbung Korupsi, Pak Wali Tidak Tegas, Oknum Staf Merangkap Mafia.

Setelah gembar-gembor di luar halaman Balai Kota, kemudian empat orang perwakilan diijinkan masuk. Mereka ditemui oleh sejumlah pejabat Pemerintah Kota Kediri. Tetapi sayang, pertemuan tersebut berlangsung secara tertutup.

Namun, karena tidak mendapat jawaban, dan hanya dijanjikan aspirasinya akan disampaikan ke Walikota Kediri, akhirnya massa memilih membubarkan diri tanpa hasil.[nng/ted]((beritajatim.com)

Home

Nasional

Daerah

Sport

LifeStyle

Opini

Advetorial

SuratPembaca

Redaksi